Minggu, 28 Desember 2008

bad in tangkuban parahu (part 1)


damn!!!!!!!!!!!!
yah, gara-gara membaca susunan beberapa kata itu,
jadi terasa seperti ada banda tak terlihat yang menembus dadaku dan meremas-remas hatiku...
untung aku masih bisa bernafas..
sehingga suplai oksigen ke otak tidak terlalu terganggu...
otakku pun masih berjalan normal,, dan dia menyarankan aku untuk menyempatkan waktu guna melepas penat.
kukebut aja motor nu kudu diselah wae di sepanjang jalan kota bandung.
untung polisi lagi sibuk-sibuknya ngurusin kemacetan akibat banyak pengunjung yang liburan.
sehingga mereka tak sempat meriksa kelengkapan surat-suratku.
padahal aku belum punya sim.
maklum lah, aku baru menginjak usia 17 tahun sekitar 2 bulan yang lalu lah..
kemacetan parijs van java bukan menghilangkan kebosananku akan hari, malah semakin memperburuk kondisi kejiwaanku yang sedang terpuruk...
aku putuskan tuk berbalik arah... menuju bagian barat wilayah bandung.
melintasi jalanan daerah lembang....
dengan udaranya yang sejuk dan menyejukan....
hah...
ketika tiba di perempatan antara jalan menuju kota bandung, tangkuban perahu, atau subang.
otaku dihinggapi dilematis akan bersikap....
dikarenakan dirayu dengan udara sejuk dan imajinasi pemandangan nan indah, otaku lebih condong ke arah gunung parahu nangkub...
hahahahah....
belum pernah juga aku ke sana sendirian naik motor...
jabaning masih pake baju kaos berbalut jacket tipis dengan bordelan lambang nazi di punggung, trus pmasih pake kolor bekas tidur tiga malam yang belum juga diganti, dan sandal jepit yang hampir putus bagian penjepitnya.....
yu mari kita berpetualang....
ari sugan teh deket.......
da gening lumayan jauh....
mana macet ... huh terpaksa melanggar aturan dengan sulap selip diantara antrian kendaraan yang jengah dilanda macet.
akhirnya tiba juga di portal menuju gunung tangkuban parahu...
"eh de bayar tiketnya dulu!" said the gate keeper....
"enya bade ieu oge! sabaraha kitu?" tembal simkuring...
"12 rebu rupiah ditambah biaya administrasi 4 rebu jadi total 16 rebu"

anjrit gening mahal, aku kira cuma sekitar 5 ribu juga bisa masuk....
beberapa menit aku dilanda kebingungan yang mendalam dikarenakan disaku ngan aya duit saukur 20 rebu... can meuli bensin eta teh....
wajah yang super tragis seperti baru dilanda bencana alam tsunami disertai tragedi bom bali mengetuk rasa iba penjaga portal yang akhirnya bersikap bijak dengan berkata
"sok wios lah kanggo ujang mah 10 rebu we"
"saleres etateh pa? nya yeuh atuh! hatur nuhun nya!"
hahaha... sekarang diriku serasa baru mendapat berita bahagia bahwa aku adalah pewaris tunggal kekayaan donal trump!!!
kembali ke perjalanan....
gelo ,, aku salah milih jalan masuk ... malah via jalan yang ga macet tapi jalana rusak gagarinjulan menta ampun....
sungguh malang.... aing nepikeun ka nyeuri tak-tak...
sekitar setengah jam bergelut dengan jalan yang lebih mirip grand canyon akhirnya tiba juga di keramaian...
tepi can ieu teh nya?
ternyata belum saudara-saudara....
ini mah tempat singgah bus-bus pariwisata... ada petunjuk jalan yang menyebutkan bahwa jarak ke kawah tinggal 1,2 km dai...
yah deket lah sakitu mah........
deket jikalau saja tidak macet........ tapi kenyataannya mobil-mobil berbagai jenis dan merek mengantri dengan indahnya di sepanjang sisa jalan 1,2 km tersebut....
terpaksa ieu mah sulap-selip teu puguh dai....
hah nepi oge ka kawah...
dan kesan pertama yang kulihat adalah...
ni gunung apa tempat parkiran mall.......
begitu bejubelnya mobil dan motor yang parkir..........
uyuhan teu urug ieu gunung!!!!!!
akhirnya dapat juga tempat parkir yang aman walau harus ugil-ugilan di jalan yang sempit....
yah saatnya kakiku yang seksi ini yang harus bekerja keras...
selintas kulihat senyum licik dari ban motorku seolah berkata...
"lebok tah suku, bagean maneheun ayena mah... aing rek reureuh heula...!"
dengan langkah yang pasti tak pasti ku mulai dengan berjalan ke arah pasar seni yang memanjang....
kulihat barang-barang seni yang eksotis namun lebih memeperhatikan segi komersialitas daripada seninya itu sendiri....
yah apa daya dengan sisa uang 10 rebu dai... moal mungkinlah beubeulian ataw bawain oleh-oleh buat siapa gitu....
kuteruskan saja langkahku, berjalan melewati jajaran kios-kios pasar seni tanpa menilik barang-barang yang dijajakannya....
walaupun cowo tapi jika dihadapkan pada barang-barang kesenian hormon belanjaku suka miss-undercontrol...
misalnya saja ketika aku melihat batu-batu alam yang diukir membentuk benda yang teu puguh bantukna....
selera seniku yang tinggi terpancar dari mataku yang berbinar-binar....
tapi yang paling parah adalah ketika aku melihat penjaga kios yang ternyata seorang cewe berjilbab dan memancarkan senyum manis nan indah layaknya senyum monalisa....
huhu.... aku jadi teringat kembali pada dia...
padahal tujuan aku kesini walaupun sebenarnya tanpa tujuan adalah untuk mencoba terapi melupakan dia....
dengan hati yang terasa diganjal oleh batu besar nan berat aku melepas lelah dibawah pohon....teuing tangkal naon ieu teh...
kulihat ke arah kawah ... goblog koneng kitu... geuleuh nu aya...
tapi melihat tebing-tebingnya yang curam menjulang, dan batu-batunya yang tajam memesona....
seperti cinta yang dengan keindahannya juga menyakiti dengan sangat bak batu-batu yang tajam....
teringat kembali padanya....
teringat juga kepada diriku sendiri, seorang pecundang yang tak mampu bicara...
arggggh sudahlah...
saat ini kuingin melepas beban ini...
kebetulan ada gumpalan asap atau kabut berwarna putih keperakan melaju dengan rendah ke arah tempatku berdiam...
kurasa itu awan...
belum pernah kumelihat awan sedekat itu...
benda itu terus melaju kearahku...
seperti kabut misteri yang menerjang rumah hantu di film-film horror barat...
rasa dingin yang menusuk tulan mulai menjamah tubuhku...
anjrit mana jeket nudipake ipis dai...
semoga saja laju awan tersebut membawa serta perasaan gundah dulana dalam hatiku ini...
huh otaku terasa membeku....

to be continued...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar